BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi. Daratan adalah suatu tempat/wilayah dimana terdapat
makhluk hidup yang saling ketergantungan, saling mempengaruhi, serta berkembang
biak satu sama lainnya.
Di
sekitar kita terdapat berbagai komponen lingkungan yang berinteraksi antara
satu dengan lainnya. Interaksi tersebut telah terjalin sekian lama, sehingga
terbentuk sebuah keseimbangan. Namun sayangnya berbagai intervensi manusia
telah merusak tatanan dan keseimbangan yang terjadi, sehingga diperlukan waktu
yang lama untuk memulihkannya.
Di
bumi terdapat berbagai macam ekosistem. Keberadaannya sebagian telah mengalami
kerusakan karena intervensi manusia. Akibatnya terjadi berbagai permasalahan
lingkungan akibat dari tidak seimbanganya interaksi yang terjadi di dalamnya.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Tujuan umum dalam
penulisan Makalah ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan mengenai pengertian
ekosistem dan jenis-jenis ekosistem
1.2.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui pengertian ekosistem
- Untuk mengetahui jenis-jenis ekosistem
1.3 Manfaat
Makalah ini
diharapkan agar dapat menjadi
salah satu tambahan pengetahuan tentang pengertian dan jenis-jenis suatu
ekosistem.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ekosistem
Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.
Ekosistem
merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi
timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi
menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi
antara organisme dan anorganisme.Matahari sebagai sumber dari semua energi yang
ada.
Ekosistem
juga dapat dikenal dalam ekologi. Ekologi berasal dari kata oikos artinya rumah
dan secara luas berarti rumah tangga alam dan dari kata logos yang definisinya
adalah ilmu.Jadi ekologi adalah salah satu cabang biologi yang mempelajari
segala sesuatu tentang rumah tangga alam atau ilmu yang mempelajari hubungan
antara makhluk hidup dengan lingkungan di sekitarnya.
Ekosistem
yang saling berhubungan satu sama lain membuat terjalinnya setiap kehidupan
dari mulai ekosistem yang kecil ke yang besar dan adapula yang lebih kecil lagi
yang membentuk menjadi berbagai macam ekosistem dan menjadi eksositem besar.
Pengertian lain dari Ekosistem adalah tempat dimana terjadinya proses saling
interaksi dan ketergantungan antara makhluk hidup sebagai komponen biotik,
dengan lingkungan hidupnya yang merupakan komponen abiotik.
2.2 Jenis-Jenis
Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki
penyusun yang beragam. Di bumi ada berbagai macam ekosistem. Secara garis besar
ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan
meliputi ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
1.
Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang
lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya),
ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut:
a) Bioma Gurun
Beberapa bioma gurun terdapat di daerah
tropis (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma
gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu siang hari
tinggi (bisa mencapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam
hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan
malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil.
Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri atau
tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan
air, contohnya kaktus. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular,
kadal, katak, dan kalajengking.
b)
Bioma
Padang Rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang
terbentang dari daerah tropis ke subtropis. Ciri-cirinya adalah curah hujan
kurang lebih 25 – 30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas
(peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada
terdiri atas tumbuhan terna (herba) dan rumput yang keduanya tergantung pada
kelembapan. Hewannya antara lain bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah,
jerapah, kangguru, serangga, tikus, dan ular
c)
Bioma
Hutan Basah
Bioma hutan basah terdapat di daerah
tropis dan subtropis. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200 – 225 cm per tahun. Spesies
pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya
tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20 – 40 m,
cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga
membentuk tudung (kanopi). Daerah tudung ini
cukup mendapat sinar matahari. Dalam hutan
basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang
langsung terdapat di sekitar organisme). Variasi suhu
dan kelembapan cukup tinggi dengan suhu rata-rata harian 25°C. Dalam hutan basah tropis sering terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus,
dan anggrek sebagai epifit. Hewan yang menghuni
antara lain, kera, burung, badak, babi hutan,
harimau, dan burung hantu.
d) Bioma Hutan Gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim
sedang. Ciricirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di
daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon
sedikit dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah,
bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
e) Bioma Taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara
dan di pegunungan daerah tropis. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin
rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti
konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali.
Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi
ke selatan pada musim gugur.
f)
Bioma Tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara
di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.
Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan
adalah Sphagnum, lumut kerak, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek,
dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang
dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada
musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau
bulu yang tebal, contohnya rusa kutub, beruang kutub, dan serangga terutama
nyamuk dan lalat hitam.
2. Ekosistem
Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara
lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh
iklim dan cuaca. Tumbuhan yang banyak ditemukan adalah jenis ganggang,
sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi tumbuhan air tawar mikroskopis yaitu dengan bersel satu dan dinding
selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Tumbuhan tingkat tinggi,
seperti teratai (Nymphaea gigantea) mempunyai akar jangkar (akar sulur).
Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau bersifat isotonis. Adaptasi hewan air tawar,
misalnya ikan dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi
untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi,
insang, dan pencernaan. Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat
darat. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme air tawar
dibedakan sebagai berikut.
1) Plankton, terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya
melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
2)
Nekton, hewan yang aktif
berenang dalam air, misalnya ikan.
3)
Neuston, organisme yang
mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air,
misalnya serangga air.
4)
Perifiton, merupakan
tumbuhan atau hewan yang melekat pada tumbuhan atau benda lain, misalnya siput.
5)
Bentos, hewan dan tumbuhan
yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat)
atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Ekosistem
air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Ekosistem air tenang
meliputi danau dan rawa, sedangkan ekosistem air mengalir adalah sungai.
a)
Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai
dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat
pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus
cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah
yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau
juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin
memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas
tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari
tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
1) Daerah litoral, merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari
menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya
merupakan tumbuhan air yang berakar dengan daun ada yang mencuat ke atas
permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenisjenis ganggang
yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, Crustacea,
ikan, amfibi, reptil air dan semiair seperti kura-kura dan ular, itik dan
angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
2) Daerah limnetik, merupakan daerah air bebas yang jauh dari
tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi
dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang
sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton.
Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang
lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan
ikan.
3) Daerah profundal, merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah
afotik. Organisme yang ada hidup dengan mendekomposisi detritus yang jatuh dari
daerah limnetik. Organisme yang menghuni adalah cacing dan mikroba.
4) Daerah bentik, merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya
bentos dan sisa-sisa organisme mati. Berdasarkan produksi materi organiknya,
terdapat dua macam danau yaitu danau oligotropik dan danau eutropik. Danau
oligotropik merupakan danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena
fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih
sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen
sepanjang tahun. Danau eutropik merupakan danau yang dangkal dan kaya
akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah
airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah
profundal. Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat
adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat
dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan
pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan
sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi ledakan populasi ganggang atau blooming,
sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya
menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau seperti ini disebut
eutrofikasi. Eutrofikasi menyebabkan air tidak dapat digunakan lagi dan
mengurangi nilai keindahan danau.
b)
Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang
mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen
dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada
air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda
dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas
plankton, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari
ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi
evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa
jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas
dari pusaran air.
3.
Ekosistem Air Laut
dibedakan atas lautan, pantai, estuari,
dan terumbu karang.
a.
Ekosistem
Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh
salinitas (kadar garam) yang tinggi terutama di daerah laut tropis, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropis, suhu air laut
sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas
antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian
bawah disebut daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata
sehingga air dapat bercampur, akibatnya daerah permukaan laut tetap subur sehingga
banyak plankton dan ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air
bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya
rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan
kedalaman dan wilayah permukaan secara horizontal. Menurut kedalamannya,
ekosistem air laut dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu sebagai berikut:
1) Litoral merupakan daerah yang
berbatasan dengan darat.
2) Neretik merupakan daerah yang masih
dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar yang dalamnya ± 300 meter.
3) Basial merupakan daerah yang
dalamnya berkisar antara 200 – 2.500 m
4) Abisal merupakan
daerah yang lebih dalam, yaitu antara 1.500 – 10.000 m.
Menurut wilayah permukaan secara
horizontal, berturutturut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan
sebagai berikut:
1) Epipelagik merupakan daerah antara
permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
2) Mesopelagik merupakan daerah
dibawah epipelagik dengan kedalaman 200 – 1.000 m. Hewan yang hidup misalnya
ikan hiu.
3) Basiopelagik merupakan daerah lereng
benua dengan kedalaman 200 – 2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya
gurita.
4) Abisopelagik merupakan daerah dengan
kedalaman mencapai 4.000 m, tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada
hewan yang hidup. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
5) Hadal pelagik merupakan bagian laut
terdalam (dasar), dengan kedalaman lebih dari 6.000 m. Ikan laut yang hidup di
bagian ini umumnya dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini
adalah bakteri kemosintesis. Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah
memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan
tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin
sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang
berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
b)
Ekosistem
Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan
dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi
oleh daur harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki
adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah
pantai paling atas hanya terendam saat pasang naik tertinggi. Daerah ini dihuni
oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi makanan bagi
kepiting dan burung pantai.
Daerah pantai bagian tengah terendam
saat pasang tertinggi dan pasang terrendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera,
anemon laut, remis dan kerang, siput, kepiting, landak laut, bintang laut, dan
ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut.
Daerah ini dihuni oleh beragam Invertebrata, ikan, dan rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah
darat dibedakan menjadi formasi pescaprae dan formasi baringtonia. Pada formasi
pescaprae paling banyak ditemukan tumbuhan Ipomoea pescaprae yang
tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun
tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna
sp, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah
darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan),
dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
Pada formasi baringtonia didominasi
tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia,
Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut
berlumpur, maka kawasan ini akan dihuni hutan bakau yang memiliki akar napas.
Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen.
Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai
penahan dari hempasan gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara
lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang
surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah Heriticra,
Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
c) Ekosistem Estuari
Estuari (muara sungai) merupakan tempat
bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur
intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap
mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh daur
harian pasang surut. Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan
yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan
fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting,
dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan
estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar.
Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi Vertebrata semiair, misalnya
berbagai unggas air.
d)
Ekosistem
Terumbu Karang
Di laut tropis, pada daerah neritik
terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari karang dan organisme lainnya.
Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas
ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis
dapat berlangsung. Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang
mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam
bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. Hewan-hewan
yang hidup di terumbu karang memakan organisme mikroskopis dan sisa bahan
organik. Berbagai Invertebrata, mikroorganisme, dan ikan hidup di antara karang
dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, dan ikan menjadi mangsa
bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
4. Biosfer
Seluruh ekosistem di dunia disebut
biosfer. Dalam biosfer,setiap makhluk hidup menempati lingkungan yang cocok
untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang cocok untuk kehidupan suatu makhluk
hidup disebut habitat. Habitat untuk makhluk hidup berukuran
kecil, seperti jamur dan bakteri diberi istilah khusus yaitu substrat.
Dua spesies atau lebih dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki
relung (nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme
dalam ekosistem. Dalam nisianya, suatu organisme akan berperan aktif,
sedang-kan organisme lain yang sama habitatnya tidak dapat berperan aktif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.
Pengertian lain dari Ekosistem adalah tempat dimana terjadinya proses saling
interaksi dan ketergantungan antara makhluk hidup sebagai komponen biotik,
dengan lingkungan hidupnya yang merupakan komponen abiotik.
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang
kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada berbagai macam
ekosistem. Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi dua jenis yaitu ekosistem
darat dan ekosistem perairan. Ekositem darat dibagi menjadi beberapa bioma,
yaitu: bioma gurun, bioma padang rumput, bioma hutan basah, bioma hutan gugur,
bioma taiga, dan bioma tundra. Sedangkan ekosistem perairan meliputi ekosistem
air tawar dan ekosistem air laut.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomohadi N. Dr. 1945. Pembinaan
Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Bandung: Departemen Pendidikan Kanwil
Propinsi Jawa Barat
Soemarwoto O., 2001. Ekologi,
lingkungan hidup dan pembangunan. Jakarta: Penerbit Djambatan
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking